Senin, 15 Juni 2015

Penutupan Resmi EIFAF 2015

reborneo.com - Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2015 secara resmi ditutup oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Mukmin Faisal Minggu (14/6) pagi. Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Mukmin Faisal dalam sambutannya Mukmin Faisal berterimakasih kepada Pemkab, Kesultanan Kutai, para seniman, dan masyarakat atas terlaksananya pesta adat seni dan budaya Erau yang dimeriahkan penampilan tim kesenian 13 negara anggota CIOFF.


Sementara Bupati Rita Widyasari dalam sambutannya mengatakan Erau merupakan usaha pelestarian dan pengembangan adat istiadat. “Erau ini juga merupakan salah satu even yang merupakan pengembangan pariwisata Kukar, Erau tahun ini lebih meriah, mereka (tim kesenian CIOFF.Red) akan menyampaikan Erau atau Kukar daerah mereka, kami ingin Kukar dilihat dunia, ini baik untuk tingkatkan pariwisata” ujarnya .

Selain itu telah hadir juga mantan Menpora RI, Roy Suryo ditengah - tengah kerabat Kesultanan Kutai dan jajaran Pemkab Kukar, serta pimpinan tim kesenian 13 negara anggota International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Art (CIOFF),ia berpesan agar pemerintah dan masyarakat menjaga baik-baik warisan budaya asli yang dimiliki Kukar tersebut.


Setelah itu dilakukan prosesi upacara adat ngulur naga yaitu beramai-ramai membawa naga dari Museum Mulawarman ke Kutai Lama Kecamatan Anggana dengan dinaikkan di atas kapal yang diikuti oleh sebagaian dewa dan belian (ahli mantera), barisan pangkon laki dan bini, serta petugas pengambil air tuli dan pemegang damar jujagat. Keberangkatan naga diiringi dengan tetabuhan gendang dan gong. Rombongan kapal tiga kali berputar di sungai mahakam di depan Kota Tenggarong langsung dibawa menuju ke Kutai lama, dan singgah di Samarinda Seberang untuk dilaksanakan prosesi naga bekenyawa (beristirahat) oleh tokoh adat Bugis Samarinda Seberang.


Sementara itu di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura diadakan prosesi upacara adat beumban dan begorok, dilanjutkan dengan Sultan turun ke Rangga Titi yang diletakkan di tepian Sungai Mahakam depan Museum Mulawarman untuk membasahi diri dengan air yang diambil dari Kutai lama (air tuli), yang berarti dimulainya acara belimbur yakni saling menyiramkan air dan acara ini sampai meluas ke seluruh Kota yang merupakan adat leluhur, Dimana makna belimbur adalah untuk mensucikan diri dari pengaruh pengaruh jahat sehingga kita kembali suci dan bersih serta menambah sema-ngat untuk membangun daerah. Demikian pula terhadap bumi dan sekitarnya bersih dari perbuatan jahat serta dihindari segala marabahaya.(rhi)



0 komentar:

Posting Komentar