Minggu, 07 Juni 2015

Pembukaan Erau EIFAF 2015

Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2015 hari ini resmi dibuka, diawali dengan suguhan marching band "Gita Kencana Kukar" serta parade 14 negara anggota CIOFF, yakni Estonia, Turki, Latvia, Slovenia, Jerman, Polandia, Italia, Hawai-USA, Korea Selatan, Hungaria, Malaysia, Russia, Mesir, serta Indonesia. Parade ini menampilkan kesenian masing-masing negara termasuk dari tuan rumah Indonesia, selain itu juga ditampilkan Orchestra Gerbang Etam yang membawakan sejumlah lagu-lagu daerah khas Kutai, serta Tari Topeng Kemindu dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

( Penampilan dari Egypt )

( Penampilan dari Tuan Rumah Indonesia )

Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, dalam sambutannya mengatakan, sebagai tanda dimulainya Erau, pagi tadi pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura beserta kerabat, dengan disaksikan tamu undangan, telah Mendirikan Ayu yang merupakan prosesi sakral kesultanan.
“Gelar upacara adat Erau ini menjadi agenda tahunan dalam kalender event daerah maupun nasional. Hal ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama-sama kerabat kesultanan untuk terus menjunjung dan melestarikan adat budaya luhur Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura agar dikenal anak cucu dan masyarakat global, serta memajukan pariwisata berbasis budaya, ‘’ tuturnya. Selain itu untuk mengagungkan nilai luhur dan tradisi adat Erau dalam kancah Internasional, maka sejak tahun 2013 Pemkab Kukar bekerja sama dengan CIOFF Indonesia, sebuah organisasi penyelenggara folklore internasional, memperluas dan menyemarakkan Erau diluar keraton dengan perhelatan budaya yang bertajuk International Folk Art Festival yang diikuti oleh negara-negara sahabat.

(Sambutan Ibu Rita Widyasari)

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata telah menjadikan Erau Kutai menjadi kalender budaya nasional. “Pemprov Kaltim akan mendukung pelaksanaan Erau Adat Kutai dan Internasional Folklore serta berterima kasih kepada Pemkab Kukar karena keberhasilannya melestarikan budaya daerah, dan pelestarian budaya di Kukar adalah terbesar di Kaltim,” ungkapnya.

Turut memberikan sambutan Menteri Pariwisata yang diwakili oleh Direktur Jendral Pemasaran Pariwisata Esty Reko Astuti, yang sekaligus membuka dengan resmi pelaksanaan Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival 2015. Esthy Reko Astuty yang baru pertama kali menyaksikan EIFAF ini dibuat kagum. Ia sangat mengapresiasi perhelatan Pesta Adat Erau Keraton Kutai Kartanegara ing Martadipura yang dipadupadankan dengan internasional Folkor.
“Saya rasa baru di sini (Kutai Kartanegara. Red.) yang mengadakan perhelatan adat Kutai dengan mengundang negara-negara yang tergabung dalam CIOFF untuk turut berpartisipasi. Selain itu EIFAF juga telah menjadi even pariwisata nasional,”
Ia melanjutkan, Kukar saat ini menyumbang sebanyak lebih dari enam ribu pengunjung atau 44,6 persen dari total target kunjungan wisatawan di Kaltim sebanyak 2,5 juta untuk kunjungan wisata mancanegara (wisman) di tahun 2014. “Sementara untuk kunjungan wisatawan nusantara target Nasional kita mencapai 260 juta pergerakan, di tahun 2014 di Kaltim mencapai 2,5 juta pengunjung sedangkan di Kukar mencapai 1,1 juta pengunjung atau 45 persen dari total provinsi,” lanjutnya. Ia berharap ke depannya, EIFAF bisa meningkatkan jumlah kunjungan di Kukar mencapai 60 persen dari total kunjungan di Kaltim.

(Penyalaan Api Brong)

Peresmian pembukaan EIFAF 2015, ditandai dengan penyalaan Api Brong ( Obor Besar )oleh Bupati Kukar Rita Widyasari, Direktur Jendral Pemasaran Pariwisata, Esty Reko Astuti, Ketua BPK RI, Hari Azhar Azis, Ketua Komisi III DPR RI, Azis Samsudin, Pangdam VI Mulawarman, Kapolda Kaltim, serta Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, H Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.

(Tarian Massal)

Usai menyalakan Brong, puncak acara pembukaan ini ditutup dengan tari massal bertajuk "Borneo In Harmony", karya koreografer Hariyansa. yang dibawakan sebanyak 350 penari yang menceritakan tentang kedamaian rimba raya hutan Kalimantan serta keberagaman di tanah Kutai. (rhi)

0 komentar:

Posting Komentar