Tentang Kutai Kartanegara

Kabupaten Kutai Kartanegara atau seringkali juga disingkat dengan “Kukar” merupakan salah satu dari 14 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki keindahan alam dan budaya yang menarik untuk dikunjungi. Kabupaten yang beribukotakan Tenggarong ini memiliki wilayah cukup luas yang mencakup daratan, hutan, danau, sungai, dan menyimpan potensi pariwisata yang besar. ( visKukar)



Sebelum adanya pemekaran wilayah, kabupaten ini masih bernama Kabupaten Kutai dengan luas wilayahnya mencapai ±95.046,00 km², dan memiliki 38 kecamatan dan 482 desa/kelurahan.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 47 tahun 1999 Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 3 (tiga) daerah kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu:


1. Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Kabupaten Kutai Timur

3. Kabupaten Kutai Barat

4. Kota Bontang

Batas Administratif

Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115°26’28” Bujur Timur sampai dengan 117°36’43” Bujur Barat, dan antara 1°28’21” Lintang Utara sampai dengan 1°08’06” Lintang Selatan, dengan batas administratif sebagai berikut:


• sebelah utara: Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang.

• sebelah timur: Selat Makasar.

• sebelah selatan: Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan.

• sebelah barat: Kabupaten Kutai Barat.





Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Balikpapan, Bontang dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.

Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.

Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:


Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan

Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda

Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong


Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Walikota Samarinda dan A.R.S. Muhammad selaku walikota Balikpapan. Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:


Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong

Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar

Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta

Kota Bontang dengan ibu kota Bontang


Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.





PEmerintahan

Pemimpin Kutai Kartanegara saat ini adalah Rita Widyasari bersama wakil bupati Gufron Yusuf. Rita Widyasari merupakan bupati perempuan pertama di Kalimantan Timur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara dibantu Sekretaris Daerah Kabupaten yang saat ini dijabat oleh Edi Damansyah. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga membentuk beberapa lembaga pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik yang terdiri dari 18 Dinas Otonom, 9 Badan Daerah dan 8 Kantor Daerah.


Daftar Bupati Kutai Kartanegara (termasuk Bupati Kutai)

No Nama Periode Keterangan
1. A.M. Parikesit 1950–1960 Kepala Daerah Istimewa Kutai
2. A.R. Padmo 1960–1964 Bupati KDH Tingkat II Kutai pertama setelah berakhirnya pemerintahan Daerah Istimewa Kutai
3. Roesdibiyono 1964–1965
4. Drs. H. Achmad Dahlan 1965–1979 Terpilih sebagai Bupati Kutai selama 3 periode berturut-turut hingga meninggal karena kecelakaan
5. Drs. H. Awang Faisjal 1979–1984
6. Drs. H.Chaidir Hafiedz 1984–1989
7. Drs. H. Said Sjafran 1989–1994
8. Drs. H. Ahmad Maulana Sulaiman, MSc 1994–1999
9. Drs. H. Syaukani Hasan Rais, MM 1999–2004 Bupati Kutai Kartanegara pertama setelah pemekaran Kabupaten Kutai
10.H. Awang Dharma Bakti, ST, MT 2004–2005 Penjabat sementara (pjs.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Syaukani, namun ditolak legislatif dan sebagian
masyarakat
11.Drs. Hadi Sutanto 2005 Menjadi penjabat sementara (pjs.) Bupati Kutai Kartanegara setelah Mendagri merevisi SK Pengangkatan Awang
Dharma Bakti
12.Prof. Dr. H. Syaukani Hasan Rais, MM 2005–2006 Terpilih melalui Pilkada Kutai Kartanegara 1 Juni 2005
13.Drs. H. Samsuri Aspar, MM 2006–2008 Menjadi pelaksana tugas (plt.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Syaukani yang terkena kasus hukum
14.Drs.H. Sjachrudin, Ms 2008–2009 Menjadi penjabat (pj.) Bupati Kutai Kartanegara selama lebih kurang 15 bulan
15.Sulaiman Gafur 2009–2010 Menjadi penjabat (pj.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Sjahruddin dan dilantik pada tanggal 30 November 2009
16.Rita Widyasari 2010–sekarang Terpilih menjadi bupati wanita pertama di Kalimantan Timur dan dilantik pada tanggal 30 Juni 2010 bersama wakil
bupati Gufron Yusuf



Topografis
luas wilayah sebesar 27.263,10 km², kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009 adalah 19,89 orang per km². Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Tenggarong yang merupakan ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara.

Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari pantai, daratan, dan pegunungan. Wilayah pantai berada di bagian timur dan mempunyai ketinggian 0-7 meter dari permukaan laut (dpl). Luas wilayah pantai ini 202.281 Ha atau 7,42% dari luas wilayah kabupaten, dan memiliki potensi untuk dikembangkan budidaya perikanan.
Wilayah dengan ketinggian 7-25 meter dari permukaan laut (dpl) mempunyai luas 837.947 Ha atau 30,73% dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Wilayah ini merupakan tanah datar sampai landai, kadang tergenang, kandungan air tanah cukup baik, dapat dialiri dan tidak erosi sehingga cocok untuk pertanian lahan basah. Sedangkan wilayah daratan dengan ketinggian lebih dari 25-100 meter dari permukaan laut (dpl) dan mempunyai areal sekitar 682.027 Ha atau 25,02%. Wilayah dengan ketinggian lebih dari 100 meter dari permukaan laut (dpl) memiliki luas 1.004.055 Ha atau 36,83% yang ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung dengan pengembangan terbatas.
Gunung yang paling tinggi adalah Gunung Lengkup dengan ketinggian 485 meter yang terletak di Kecamatan Loa Kulu. Danau yang terdapat di wilayah ini berjumlah 26 buah, yang paling luas yaitu Danau Semayang dengan luas ±13.000 hektar. Terdapat sekitar 30 sungai yang tersebar di hampir semua kecamatan dan merupakan sarana angkutan utama bagi masyarakat. Sungai yang terpanjang adalah Sungai Mahakam dengan panjang sekitar 920 kilometer.

Iklim


Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kar¬tanegara juga dipengaruhi oleh letak geografisnya, yakni iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26°C , dimana per¬bedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5°-7°C. Jumlah curah hujan di wilayah ini berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata 130-150 hari/tahun.

0 komentar:

Posting Komentar